DELAPAN BUTIR POKOK PERTENTANGAN 100%
PARADIGMA MARXISME DENGAN PARADIGMA ISLAM
Inti Pertentangan
1. Marxisme berdasar materialisme mutlak, memandang manusia sebagai benda alam yang tak punya esensi kecuali materi. Islam berdasar tauhid, memandang manusia memiliki esensi pada kesucian nilai-nilainya yang luhur.
2. Marxisme memandang segala-galanya dengan perhitungan ekonomis dan materialistis. Islam berpendapat bahwa perhitungan ekonomis perlu, tapi bukan segala-galanya, materi perlu, tapi bukan segala-galanya.
3. Marxisme melarang pemilikan harta pribadi dan tidak mengakui hak perorangan terhadap harta benda. Islam membolehkan dan mengakui pemilikan harta pribadi, tidak untuk ditumpuk-tumpuk tapi untuk dikenakan kewajiban sosial, yaitu berzakat, berinfaq dan bersedekah dengan dermawan.
4. Marxisme berpendirian bahwa apa saja yang menyokong pencapaian tujuan revolusi proletar, adalah benar secara moral; dan apa saja yang menghalangi suksesnya revolusi proletar, adalah salah secara moral. Marxisme membenarkan formula moral: tujuan menghalalkan cara (the end justifies the means). Bagi Islam tujuan yang baik harus dicapai dengan cara yang baik. Tujuan yang buruk harus ditinggalkan.
5. Marxisme meyakini pertentangan kelas (antara kapitalis dan proletar, tuan tanah dan petani tak bertanah, majikan dan buruh, dst) dan menganjurkan perjuangan kelas untuk menghancurkan kelas yang lain melalui revolusi sosial menuju pembentukan pemerintahan diktator proletariat. Islam mengakui pemihakan kelas, tetapi dasar pemihakan adalah untuk menegakkan keadilan, bukan untuk melenyapkan kelas yang lain dengan kekerasan.
6. Marxisme mengobarkan kebencian, hasut dan dendam sebagai sumber daya dorong kekuatan destruktif dalam perjuangan menghancurkan kelas borjuis, dengan slogan, perilaku dan tindak kekerasan. Dalam Islam sumber daya dorong kekuatan konstruktif adalah sikap ikhlas dalam amal saleh, yang selalu diharapkan diridhai oleh Allah.
7. Marxisme menentang segala sesuatu yang tertib dan teratur. Dia percaya pada anarki, dia memerlukan situasi chaos. Lenin sangat benci pada ketertiban hidup berkeluarga. Dia sangat membenci lembaga pernikahan. Islam sebaliknya.
8. Marxisme menganggap dunia ini segala-galanya dan tak percaya pada akhirat. Tuhan tak ada. Tuhan cuma diciptakan manusia dalam pikirannya. Marxisme tak percaya pada yang gaib. Islam, seperti juga agama-agama samawi lainnya (revealed religions), percaya pada yang gaib. Bagi Islam dunia hanya jembatan menuju akhirat. ***